Deputi KBKR Sebut Sumber Air Bisa Berpengaruh Pada Stunting

by -84 views
Deputi KBKR Sebut Sumber Air Bisa Berpengaruh Pada Stunting

SANGGAU, – Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Eni Gustina mengungkapkan pola makan, pola asuh dan penyakit pada anak bisa menjadi penyebab stunting. Penyakit pada anak bisa terjadi akibat konsumsi air yang tidak bersih. Saat anak sakit maka akan berpengaruh terhadap pola makan dan gizi yang di konsumsi.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang KBKR BKKBN Eni Gustina pada sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kalbar pada Kamis (21/4) lalu.

“Jika anak sakit dalam satu tahun sebanyak lima kali maka minimal lima minggu bayi tersebut akan tidak mau makan, sehingga akan berdampak pada asupan gizi anak,” katanya.

Dirinya mengungkapkan banyaknya warga yang belum memiliki sumber air bersih bisa berkontribusi dalam kasus stunting. Terlebih jika dilihat demografi wilayah Provinsi Kalbar yang luar biasa menjadi tantangan besar dalam upaya penurunan stunting.

Menurutnya wilayah Kalbar yang sebagian merupakan perairan dan rawa dengan air payau berpengaruh terhadap kebiasaan warga. Ditambah lagi masih banyak masyarakat yang belum menggunakan jamban sehat.

“Kita mengintervensi tidak hanya dari sisi kesehatan tetapi juga lingkungan dengan mengubah perilaku masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu Camat Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Jemain menjelaskan berdasarkan pengamatan dilapangan pihaknya menemukan adanya korelasi antara sanitasi dan stunting. Pada daerah yang fasilitas sanitasi buruk menurutnya memiliki angka stunting yang cukup tinggi.

“Walaupun ini bukan penelitian yang valid akan tetapi ini yang kami temukan di lapangan. Pada daerah yang masih tidak memiliki toilet dirumah maka angka stuntingnya tinggi,” ucap Camat Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Jemain.

Sehingga menurutnya sebagai upaya pencegahan stunting jangka panjang maka harus dilakukan perbaikan sanitasi warga. Dalam hal tersebut pihaknya memiliki program satu rumah satu toilet. Dengan perbaikan sanitasi warga diharapkan akan berdampak pada penurunan stunting.

“Persoalan (sanitasi) ini ditengah masyarakat yang dianggap tidak masalah,” katanya.

Jemain mengungkapkan dalam upaya percepatan penurunan stunting pihaknya mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk program intervensi. Selain itu menurutnya keterlibatan pihak lain juga sangat penting dalam penurunan stunting termasuk perusahaan-perusahaan.

“Di Kecamatan Kapuas ada 15 perusahaan kita mendorong CSR mereka untuk memperbaiki gizi balita di Kecamatan Kapuas,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.